PETA
PENGERTIAN PETA
Di jaman yang semakin maju ini
peta menjadi alat bantu yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan
pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang pertanahan, pertanian,
perkebunan, industri dan perdagangan, pelayaran, penerbangan, pendidikan,
tata ruang wilayah, politik dan keamanan, dan lain-lain. Terlebih untuk
peta-peta tematik yang sifatnya lebih khusus dan spesifik, sudah menjadi
kebutuhan hampir setiap lembaga, lebih-lebih yang bergerak di bidang
perencanaan dan pembangunan suatu wilayah dalam skala lokal, regional,
nasional dan internasional.
Pada hakekatnya peta adalah sebuah
alat peraga (Sandy, 1986), karena melalui peta seseorang akan dapat
menyampaikan sesuatu ide kepada orang lain. Ide tersebut dapat berupa
gambaran tentang bentuk-bentuk muka bumi, distribusi penduduk, penggunaan
lahan di suatu tempat, kesuburan tanah, kedalaman air laut, penyebaran
iklim, dan lain-lain yang terutama berkaitan dengan aspek keruangan
(spasial).
Peta adalah gambaran
konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala
dan digambar di atas bidang datar sebagai kenampakan jika dilihat dari atas
dan ditambah dengan tulisan sebagai identitas.
Untuk mempelajari seluk beluk
penggambaran permukaan bumi atau peta diperlukan pengetahuan khusus yang
mempelajari tentang peta yang dinamakan Kartografi
Di bawah ini definisi dari
beberapa ahli mengenai pengertian peta, antara lain :
a. Menurut ICA
(International Cartographic Association)
Peta dalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitanya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatau bidang datar dan diperkecil/diskalakan
b. Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
c. Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakan muka bumi kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah dengan tulisan-tulisan sebagai penjelas.
d. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan bagi tahapan dan tingkatan pembangunan
Jadi secara umum pengertian peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi pada bidang datar dengan skala dan sistem proyeksi tertentu.
Peta dalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitanya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatau bidang datar dan diperkecil/diskalakan
b. Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
c. Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakan muka bumi kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah dengan tulisan-tulisan sebagai penjelas.
d. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan bagi tahapan dan tingkatan pembangunan
Jadi secara umum pengertian peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi pada bidang datar dengan skala dan sistem proyeksi tertentu.
KLASIFIKASI
PETA
a. Bedasarkan jenisnya
1. Peta foto : Peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi garis kontur, nama dan legenda
2. Peta garis : peta yang mnyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis dan tulisan
1. Peta foto : Peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi garis kontur, nama dan legenda
2. Peta garis : peta yang mnyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis dan tulisan
b. Bedasarkan sumber datanya
1. Peta induk (Basic map) : Peta yang dihasilkan dari survey langsung dilapangan
2. Peta turunan (Derived map) : Peta yang dibuat bedasarkan acuan pada peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survey langsung kelapangan.
c. Bedasarkan isi data yang disajikan
1. Peta umum : Peta yamg menggambarkan semua unsur topografi permukaan bumi, baik unsur alam atau unsur buatan manusia.
Peta umum dibagi menjadi 3, sebagai berikut :
a. Peta topografi : peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Digambarkan dengan dalam bentuk garis kontur: garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dipermukaan bumi yang memiliki ketinggian sama
b. Peta chorografi ; peta
yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum,
dan biasanya berskala sedang. Contoh : Atlas
c. Peta dunia : peta umum
dengan skala kecil dengan cakupan yang sangat luas
2. Peta khusus/Tematik : peta menggambarkan informasi dengan tema tertentu.
Misal : peta curah hujan, peta geologi, peta kepadatan penduduk dll.
2. Peta khusus/Tematik : peta menggambarkan informasi dengan tema tertentu.
Misal : peta curah hujan, peta geologi, peta kepadatan penduduk dll.
d. Bedasarkan skalanya
1. Peta kadaster /peta teknik (peta dengan skala 1:100- 1:5.000)
2. Peta skala besar (peta dengan
skala 1:5.000-1:250.000)
3. Peta skala sedang (peta dengan skala 1:250.000-1:500.000)
4. Peta skala kecil (peta dengan skala 1:500.000-1:1.000.000)
5. Peta geografis/peta dunia (peta dengan skala lebih dari 1:1.000.000)
3. Peta skala sedang (peta dengan skala 1:250.000-1:500.000)
4. Peta skala kecil (peta dengan skala 1:500.000-1:1.000.000)
5. Peta geografis/peta dunia (peta dengan skala lebih dari 1:1.000.000)
KOMPONEN-KOMPONEN PETA
a.
Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan
tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas peta dengan
huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh
peta tersebut.
b.
Orientasi Peta/ Penunjuk Arah
Merupakan gambar penunjuk arah
mata angin, pada umumnya peta berorientasi Utara, diletakkan di sudut kanan
atas atau tempat lain yang kosong
c.
Skala
Skala adalah angka yang
menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya
di permukaan bumi. Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1)
Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka.
Misalnya skala peta 1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan
sebagainya
2)
Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan
membuat garis linier dengan membuat perbandingan pada setiap ruasnya.
Contoh
0
1
2
3
3) Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat
baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai di Eropa yang
biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.
Contoh : One Inch to two miles
d.
Legenda/keterangan
Legenda adalah keterangan yang
penting yang memberikan keterangan dan penjelasan tentang simbol-simbol
yang terdapat pada peta.
e.
Garis koordinat astronomi
Garis ini diperlukan untuk
mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya terdiri dari garis bujur
dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan menujukkan berapa
derajat, berapa menit dan berpa detik.
f.
Lattering/tata tulis
Adalah tata tulis tulisan dan
angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada obyek daratan ditulis dengan
huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis dengan huruf miring.
g.
Sumber dan Tahun pembuatan
Sumber peta sangat penting,
terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun pembuatan sangat penting
mengingat ada tidaknya obyek pada waktu pembuatan sekarang ataua kemudian
ahri akan berubah baik medan yang alami maupun medan buatan
h.
Inset
Inset adalah peta kecil yang
berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada peta utama. Sehingga akan
memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.
i.
Garis tepi
Berfungsi mempermudah dalam
membuat peta. Biasanya dibuat rangkap dua
j.
Tata warna
Tata warna sangat penting jika
peta yang dibuat adalah peta berwarna. Fungsi warna adalah sebagai
berikut :
1)
membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut
2)
memberikan kualitas dan kuantitas peta
3)
keindahan ( estetika)
k.
simbol
Simbol adalah tanda atau lambang
yang mewakili obyek di permukaan bumi yang terdapa pada peta. Mengingat
pentingnya materi ini, maka simbol disajikan pada bagian tersendiri sebagai
berikut.
Peta dianggap baik dan benar
(Sandy ,1986:1-2) setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:ü
peta tidak boleh ‘membingungkan’ü mudah dipahami atau dimengerti,
sehingga tidak boleh serumit kenampakan aslinyaü menggambarkan cukup
teliti sesuai temanyaü indah dipandangAgar peta tidak membingungkan
bagi para pengguna, maka peta harus dilengkapi dengan: legenda/keterangan,
skala peta, judul peta, inset peta.Agar peta mudah dimengerti/ditanggkap
maknanya oleh pengguna peta, maka peta harus menggunakan: tata warna,
simbol, proyeksi peta. Sedangkan dalam aspek ketelitian peta sangat
terkait dengan tujuan peta dan jenis peta serta skala peta yang akan
dibuat.
Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta
Fungsi:
- Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).
- Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi).
- Memperlihatkan bentuk (benua, negara, provinsi, gunung, lembah, dll).
- Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan menyajikan di atas peta, melalui media simbol.
Tujuan pembuatan peta
- Untuk komunikasi informasi ruang
- Untuk menyimpan informasi
- Untuk membantu pekerjaan: konstruksi jalan, navigasi, perencanaan, media pembelajaran.
- Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata ruang wilayah, jalan, dll.
- Untuk analisis data spatial, misal: perhitungan volume, evaluasi lahan, dll.
1.
Komponen Peta
Apabila anda cermati atau
perhatikan pada setiap peta-peta, di dalamnya kita jumpai berbagai komponen
yang menjadi bagian atau kelengkapan peta, seperti: judul peta, skala peta,
simbol, keterangan/legenda, koordinat geografis, orientasi/arah, inset
peta, dan lain-lain. Komponen peta tersebut merupakan bagian penting dan
salah satu persyaratan dari sebuah peta yang baik. dan benar.
Ada beberapa perbedaan antara
komponen peta umum (Rupabumi/topografi) dan peta khusus atau peta
tematik. Pada peta umum komponen peta lebih kompleks dan standar atau
baku. Sebagai contoh Peta Rupabumi telah memiliki standar baku (berdasarkan
konvensi), dimana baik jenis informasi tepi, komposisi, desain tata letak,
tata warna maupun simbol-simbol yang digunakan relative sama/seragam.
Namun untuk peta khusus atau
peta tematik komponen petanya lebih sederhana dan cukup bervariasi antara
satu peta dengan peta yang lain. Tidak ada ketentuan baku yang
mengharuskan sebuah peta tematik satu dengan peta yang lain harus sama
komponennya misalnya dalam hal tata letak atau posisi informasi tepi, tata
warna dan lain-lain.
Komponen-komponen peta tematik
LANGKAH-LANGKAH PEMETAAN
Pemetaan adalah kegiatan
pemrosesan data survai sampai menyajikannya menjadi geo-informasi. Artinya
bahwa pemetaan dapat dibuat di laboratorium/ studio atau di lapangan.
caranya
1.
Secara
fotogrametri akan menghasilkan peta dasar.
2.
Secara
inderaja akan menghasilkan peta tematik.
1.
1.
Pembuatan Peta Dasar Untuk Peta
Apabila kita ingin membuat peta
tematik, maka sebelumnya kita perlu menyiapkan peta dasar. Peta dasar
merupakan peta kerangka letak/lokasi yang nanti akan dilengkapi atau
diisi dengan data-data sesuai dengan
isi/tema peta yang akan
digambar. Untuk memperoleh peta dasar tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:
ü peta dasar dari
pengukuran sendiri
di lapangan/lokasi yang
akan dipetakan ﻟ?
( survey terristris).
Dalam era kemajuan teknologi
informasi (TI) proses pembuatan peta telah terbantu, sehingga untuk melakukan
pemetaan suatu wilayah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Pemanfaatan
peta dasar yang dahulu banyak bersumber dari peta rupabumi, sekarang sudah
banyak yang beralih menggunakan citra penginderaan jauh.
Citra penginderaan jauh yang banyak digunakan
sebagai sumber peta dasar adalah; citra foto udara, citra satelit Landsat,
citra satelit Spot, citra satelit Ikonos, dan citra satelit Quickbird.
Dengan menggunakan citra penginderaan jauh, gambaran muka bumi yang akan
dipetakan akan dapat memberikan data dan informasi yang terkini.
Kenampakan-kenampakan obyek fisik, sosial dan budaya beserta batas-batas
administratif maupun batas geografis akan tampak. Dengan
demikian kerangka letak (sebagai peta dasar) mudah dilacak atau
ditelusuri lewat citra tersebut (lihat gambar 12. citra
penginderaan jauh).
berbeda bisa melalui
bantuan pantograf Jika mempunyai sarana komputer
yang dilengkapi software (perangkat lunak) program berbasis peta,
maka langsung dapat dilakukan dijitasi pada obyek di layar monitor (digitasi
on screen) atau dengan meja digitizer.
.
1.
2.
Penetuan Arah / orientasi peta
Perlu kita ketahui bahwa
orientasi atau penunjukkan arah pada peta, tidak selamanya peta
berorientasi utara (utara di sebelah atas). Kadang ada pula peta berorientasi
selatan, barat, atau timur, sesuai dengan kepentingannya. Selain itu
pula perlu diperhatikan bahwa utara yang dipakai dalam peta ada tiga arah
utara yaitu: utara geografis, utara magnitis, dan utara meridian.
Utara geografis (true north/TN/US) adalah utara yang melalui kutub utara
dan kutub selatan bumi. Utara magnitis (magnetic north/MN/UM) adalah utara
yang melalui kutub magnit bumi. Sedangkan Utara Meridian (Grid
North/Meridian North/GN/UTM) adalah utara yang sejajar dengan meridian
sentral dan tegak lurus standar paralel setempat.
Dalam implementasinya di dalam
pembuatan peta kita dapat menggunakan ketiga-tiganya (Peta RBI), tetapi
juga dapat diambil salah satu dari padanya. Sebab jika suatu tempat satu
sudah diketahui arahnya, maka arah yang lain dapat diketahui pula.
Contoh arah dalam Peta RBI Tegal
Lembar 1309-314
|
UM
US UG
150
130
1.
3.
Merancang Simbol Peta
Tematik
Setelah kerangka letak/lokasi tersedia,
maka langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan simbol-simbol yang
akan digunakan untuk penggambaran peta tematik. Perlu diketahui bahwa
peta adalah suatu media komunikasi grafis, dengan demikian informasi yang
ditampilkan dalam peta berupa simbol-simbol. Bahkan untuk peta
tematik, simbol merupakan informasi pokok, karena untuk menunjukkan tema
suatu peta. Hal-hal yang penting dalam merancang simbol peta tematik,
antara lain: menentukan jenis simbol, besaran/ukuran simbol, warna simbol,
jumlah simbol dan posisi simbol akan diletakkan.
Simbol yang baik adalah yang
mudah dikenal sekalipun tanpa menggunakan suatu keterangan/legenda.
Selain itu simbol hendaknya kecil, terang, dan mudah digambar. Dalam
pemetaan tematik penggambaran simbolnya tidaklah seketat pada simbol
peta-peta umum atau peta Rupabumi (RBI).
Simbol peta tematik lebih
sederhana dan dibolehkan untuk merancang simbol sendiri sepanjang simbol
tersebut memiliki relevansi dengan unsur atau obyek yang digambarkan.
Sedangkan symbol untuk peta umum (RBI atau Topografi) sudah ada
pembakuan secara khusus (seragam berdasarkan konvensi asosiasi kartografi
Internasional).
Telah kita ketahui bersama bahwa
peta merupakan citra geospasial yang dapat mempengaruhi konsepsi orang
tentang ruang Pengaruh peta ini sebagian karena adanya kesepakatan
konvensi dan sebagian lain karena adanya karakteristik umum grafik yang
digunakan. Konvensi memegang peranan penting terutama dalam pemetaan
topografis. Sebagian besar symbol yang digunakan dalam peta RBI atau
topografi telah diwariskan kepada kita semenjak abad 18. Di antara konvensi
tersebut adalah bahwa perairan digambarkan dengan warna biru, hutan dengan
hijau tua, daerah permukiman dan perkotaan disimbolkan dengan warna merah,
abu-abu, atau warna merah jambu.
Data yang harus divisualisasikan
akan selalu mengacu kepada obyek atau fenomena nyata. Ia dapat dalam bentuk
ketinggian yang diukur sepanjang jaringan lalu lintas, jumlah penduduk yang
tinggal di daerah tersebut, atau volume sebuah bukit dalam ribuan meter
kubik.
Dalam kartografi kita
menggunakan simbol titik (dot), symbol garis (dash) dan simbol bidang
(patches) untuk mempresentasikan lokasi dan atribut-atribut data titik,
garis, wilayah dan volume obyek.
1.
Tata letak
/layout Peta Tematik
Merancang tata letak peta
merupakan tahapan kerja yang penting diperhatikan bagi setiap orang yang
akan menggambar peta. Hal itu dimaksudkan agar peta benar-benar
komunikatif, mudah dibaca dan ditafsirkan, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pengguna peta.
Adapun unsur-unsur peta yang
perlu ditata posisinya adalah: judul peta, skala peta,
keterangan/legenda, koodinat lintang dan bujur, inset peta, sumber
data, dan informasi- informasi lain. Unsur-unsur tersebut
sedapat mungkin ditempatkan pada komposisi yang seimbang (balance)
dalam tata letak informasi tepi. Selain itu ukuran huruf (text), tipe huruf
(style) perlu dipertimbangkan besar-kecilnya.
Pada umumnya peta tematik
meng-gambarkan daerah yang berbentuk pulau, propinsi, kabupaten,
kecama-tan, desa, suatu negara atau dapat pula kawasan hutan, daerah aliran
sungai, dan lain-lain. Daerah atau wilayah tersebut memiliki variasi
bentuk kerangka letak yang berma-cam-macam. Oleh karena itu
penyu sunan tataletak informasi tepi peta harus menyesesuaikan, dengan
tetap berpedoman pada prinsip keseim-bangan.
SKALA PETA
Secara sederhana skala peta
merupakan perbandingan jarak horizontal kedua titik sembarang di peta
dengan jarak horizontal kedua titik itu dipermukaan bumi (dengan satuan
ukuran yang sama). Namun ada sesuatu pemahaman terhadap skala yang lebih
dari sekedar perbandingan jarak, yakni bahwa skala peta juga dapat
memberikan makna pada tingkat kedetilan peta. Dalam arti, bahwa semakin
besar skala peta, maka tingkat ketetilan peta akan semakin tinggi,
sebaliknya semakin kecil skala peta, maka tingkat kedetilannya juga semakin
rendah.
Batasan antara peta berskala
besar, menengah dan kecil tidak dijelaskan secara baku. Hal itu mengingat
bahwa pemahaman seseorang terhadap besaran skala peta sangat bergantung
pada peran dan fungsi peta yang bersangkutan dalam konteks kepentingan apa.
Sebagai contoh, seorang ahli perencanaan tata ruang kota, peta skala 1 :
100.000 dianggap skala kecil, tetapi sebaliknya bagi seseorang ahli ekonomi
regional peta skala tersebut sudah dianggap sangat besar.
Namun, untuk kebutuhan praktis
dapat dipakai pengelompokan produk peta rupabumi BAKOSURTANAL, sebagai
berikut.
Tabel 01. Macam Skala Peta
Rupabumi
SKALA PETA
|
Jarak 1 cm di peta mewakili jarak horizontal di
lapangan
|
1 : 10.000
|
100 meter
|
1 : 25.000
|
250 meter = ¼ km
|
1 : 50.000
|
500 meter = ½ km
|
1 : 100.000
|
1000 meter = 1 km
|
1 : 250.000
|
2.500 meter = 2,5 km
|
1 : 500.000
|
5.000 meter = 5 km
|
1 : 1.000.000
|
10.000 meter = 10 km
|
Skala peta/citra merupakan
perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya yang dinyatakan dengan
angka atau garis atau gabungan keduanya. Makin kecil skala suatu peta, maka
semakin banyak generalisasi yang perlu dilakukan terhadap peta tersebut dan
peta/citra skala besar sudah tidak terpakai lagi. Hubungan antara
skala peta/citra dan tingkat kerincian informasi yang diperoleh adalah
bahwa semakin besar skalanya maka semakin rinci informasi yang bisa
diperoleh. Skala peta akan mengendalikan tingkat kerincian ketersediaan
informasi dasar. Sebagai contoh, peta geologi dapat dibagi menjadi empat
jenis (modifikasi dari Barnes, 1981 dan Peters, 1986), yaitu:
1.
Peta tinjau
(reconnaissance): dibuat
untuk mengetahui sebanyak mungkin geologi sesuatu daerah yang belum
dikenali dengan waktu cepat. Peta tersebut biasanya dibuat berskala
1:25.000–1:50.000 kadang lebih kecil lagi.
2.
Peta
geologi detil: peta geologi berskala besar,
umumnya disusun atau mengacu berdasarkan data peta tinjau atau peta geologi
regional dan menggunakan satuan tak resmi, yaitu satuan batuan. Skala-skala
peta ini berkisar antara 1:10.000 hingga 1:5.000. Peta-peta ini biasanya
dibuat untuk menyelidiki sesuatu masalah geologi yang khusus atau tujuan
keekonomian seperti penyelidikan bahan galian.
3.
Peta khusus: berskala besar yang dibuat secara terperinci pada
daerah terbatas untuk merekam sifat-sifat khusus geologi. Umumnya peta
khusus dibuat untuk tujuan ekonomi, seperti peta daerah peta sebaran
lapisan batubara atau bahan galian, peta geologi bawah permukaan, peta
geofisika dan geokimia rinci. Umumnya berskala 1:500 hingga 1:2.000.
4.
Peta
geologi regional: secara resmi dikeluarkan oleh
P3G berskala 1:100.000 dan menggunakan satuan resmi, yaitu formasi. Umumnya
peta geologi regional dibuat dibantu oleh fotogeologi secara bersistem,
kadang disertai data hasil geokimia, geofisika dan pemboran.
Beberapa Cara Menyatakan Skala
Peta
Secara umum skala peta dapat
dinyatakan dalam dua cara, yaitu:
1.
Cara
numerik atau angka, misalnya: 1 : 5000; 1 : 10.000; 1 : 1000.000; dan lain-lain.
2.
Cara
grafis, seperti gambar di bawah ini
0
1
2
3
4 5 Km
!_____!_____!_____!_____!_____!
0
1
2
3
4 5 Cm
1.
Cara verbal
:
1 cm per 10 km; 1
inch to seven miles
Mencari Skala dari suatu peta
yang skalanya tidak tercantum atau tidak diketahui
Ada beberapa cara untuk mencari
skala suatu peta yang tidak diketahui skalanya.
1.
Membandingkan
dengan peta lain yang daerahnya sama dan tercantum skalanya.
Untuk memudahkan perhitungan
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P2
= Penyebut skala yang akan dicari
|
P1
= Penyebut skala yang diketahui skalanya
d1
= Jarak pada peta yang sudah diketahui skalanya
d2 = jarak pada peta yang dicari
skalanya
1.
Membandingkan
suatu jarak horizontal di lapangan dan jarak yang mewakilinya pada peta.
Contoh:
Jarak Titik A – B dalam
peta = 10 cm
Jarak titik A – B diukur
di lapangan = 5 km (500000 cm)
Jadi skala petanya adalah:
10 cm
Skala peta = —————
500.000 cm
=
1/50.000 atau skala 1 : 50.000
1.
Dengan cara
menghitung jarak dua buah garis lintang (paralel)
Contoh:
Jarak lengkung 1º
paralel di permukaan bumi 110,56 km (111 km)
Jarak 1º di peta diukur
dengan penggaris 1,5 cm
Jadi skala peta tersebut
adalah: 1,5 cm : 111 km (11.100.000 cm)
Atau skala 1 :
7.400.000
1.
Dengan cara
menghitung kontur interval khususnya pada peta rupabumi Indonesia
Contoh:
75
100
125
Peta tersebut di atas memiliki interval
kontur 25 m, dengan demikian dapat dihitung skala petanya adalah:
Ci = 1/2000 x
Penyebut skala
25 = 1/2000
= 25 x
2000 = 50.000
atau 1 : 50.000
Sobat sedang membaca artikel tentang
. Silahkan baca artikel Krizzhawers Tentang
Posting Komentar